REFRESH PEMAHAMAN FUNGSI PERS



wacana saduran atas posting tulisan di:
http://012099.blogspot.com

“Kembangkan dan curahkan ideologi anda di media yang searah dengannya”
(Bpk Danang Waskito, pensosbud KBRI Kairo)
disampaikan pada Quick Training kepenulisan 2006

Berbicara tentang media, lebih mengerucut lagi kepada media cetak (Koran, bulletin, atau tabloid) takkan terlepas dari aroma ideologi yang diusung olehnya, bagi komunitas pengamat politik cenderung menggandrungi gatra, tempo ataupun majalah lain yang menurut kacamata pribadinya dinilai efektif menambah wawasan akan kancah percaturan dunia politik, bukanlah sebuah personal secret kalau media mampu memberikan wacana tersendiri mengenai perkembangan dinamika sekitar, lebih dari itu media bahkan menjadi wahana penebar ideologi bagi kelompok, individu, partai, organisasi, atau bahkan Negara kepada massa.

Marilah kita tengok sebuah buletin Jum’at al waseet yang terbit di beberapa masjid di Jawa Tengah sedang berusaha menyuntikkan virus relativisme kebenaran atau lebih tapatnya liberalisasi islam disegi pemikiran, akidah, dan syariah. Para penulis di Al Waseet faham akan fungsi pers yang kini digunakan olehnya sebagai wahana penebar virus leberalisasi islam. Tak tinggal diam akan menjamurnya liberalisasi islam di berbagai universitas islam Indonesia. INSIST dengan “islamia”nya menganalisis dengan sangat bijak dan ilmiah akan tren baru pemikiran menyimpang tersebut.

Klaim yang dijatuhkan saudara Rois (nama samaran) Atas Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia organisasi satuan Kairo, atau lebih dikenal dengan ICMI Orsat Kairo dengan “Informatika”nya sebagai bulletin, yang menurut dia tidak memiliki pemfokusan mind-set tentang nilai yang diemban dan terkesan tidak mempunyai kurikulum serta nilai dakwah yang jelas, kita rasa perlu dibenahi. Alasan yang dijadikan landasan berpijak saudara Rois dalam menjatuhkan kalim tersebut hanyalah gara gara pada edisi 131, Informatika memuat tulisan yang sangat kontroversi serta mendapat sambutan panas dari Masisir hingga memicu debat diskusi panjang di mailist PMIK, kemudian di edisi sayonara informatika memposting counter pedas tanggapan tulisan tersebut, yang berakibat darah sang penulis “teologi kasih” mendidih di ubun ubun serta menuntut hak jawabnya di Informatika. Dua (2) tulisan yang bersebrangan di 2 edisi berbeda memaksa seorang mahasiswa tahun kedatangan 2007 ini menjatuhkan klaim miris kepada informatika.

Ketidaksediaan Informatika untuk memuat counter atas counter sedikitnya memiliki 2 alasan jelas!!
1. Sebagai media berpengaruh di masisir, Informatika berupaya turut menjaga kemurnian nilai nilai islam dari pencemaran busuk pemikiran menyimpang, dengan memberikan suatu bentuk contoh pemikiran menyimpang di salah satu edisi kemudian mengcounter di edisi berikutnya, tak lupa menjelaskan bahwa hal diatas adalah suatu bentuk Makar terhadap Islam.
2. Pemuatan counter atas counter akan menjadikan Informatika sebagai media debat yang digunakan untuk mempertahankan dan membenarkan serta memaksakan pendapat masing masing, dan hal tersebut bukanlah orientasi sebuah media.

Pemegang ideologi tertentu tidak memiliki hak untuk menyalahkan suatu media yang berseberangan ideologi dengannya, hanya gara gara media tersebut tak sesuai dengan isi kepalanya, atau tulisan dia yang dimuat oleh media tersebut diluluhlantakkan di media yang sama pada edisi setelahnya. Jadi, penulis “teologi kasih” tak perlu marah karena memang ideologi yang diusungnya berseberangan dengan ideologi informatika, wajar wajar saja informatika mengeluarkan counter pedas atas ideologinya (lihat kembali fungsi media Bapak Danang Waskito diatas). Dari sini dimanakah letak kedidakjelasan informatika disegi nilai dakwah?

Pertimbangan lain kenapa dimuatnya tulisan “teologi kasih” di informatika edisi 131 adalah karena tulisan ini dinilai memiliki daya tarik simpati tinggi dan tentunya akan menjadikan informatika mencapai level “most wanted”, hal ini dianggap wajar karena informatika sempat collapse disegi pemasaran pada edisi edisi sebelumnya, terbukti dari ramainya mailist PMIK yang menaggapi tulisan “teologi kasih” semakin menjadikan fungi pers yang diemban informatika dalam menghidupkan pergerakan dan dinamika masisir melesat. Sekali lagi yang perlu ditanyakan?? Dimanakah letak ketidak jelasan informatika?

Adapun gesekan antar mahasiswa penganut 2 ideologi berbeda yang diakibatkan informatika saya rasa saudara Rois tidak perlu cemas akan sampai memicu kontak fisik antar mahasiswa, karena kita semua tahu bahwa masisir adalah kaum terpelajar yang dewasa dalam mensikapi perbedaan, pun jika timbul rasa saling gondok saya rasa kita sebagai kaum terdidik telah terlatih dalam mensikapi penyakit gondok, bukankah gesekan buah dari adanya gerakan? He…. He……. Peace. Peace…….

Sunday, April 27, 2008

"SCHISM' SANGKALAN BIJAKSANA ATAS "FITNA"


Masih terngiang dalam ingatan kita bagai-mana seorang anggota parlemen Belanda bernama Geert Wilders merilis film dokumenter yang sangat provokatif serta menebar-kan virus kebencian luar biasa terhadap Islam, film yang dirilis pada tanggal 27 Maret 2008 di internet melalui fasilitas video sharing milik Liveleak terse-but berjudul “FITNA”, FITNA ditanggapi “panas” tidak hanya dari umat Islam, namun mayoritas masyarakat Belanda sendiri mengecam keras FITNA. Wujud dari ketidaksetujuan mereka dapat diamati dari tidak adanya stasiun TV yang berminat untuk menayangkan FITNA. Itulah alasan mengapa FITNA dirilis melalui internet.
Begitu mudahnya sesosok anggota parlemen yang “semestinya” cerdas, mengutip ayat Al Qur’an kemudian mencocokkan dengan fenomena yang ada tanpa melihat konteks realita sesungguhnya. Film dengan durasi 16 menit 48 detik ini diawali dengan gambar karikatur Nabi Muhammad karya kartunis Denmark dengan bom sebagai surban di kepala beliau. Ayat pertama yang digunakan Wilders dalam film ini adalah ayat ke 60 dari surat Al Anfal yang artinya:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allahmengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Ayat di atas dianggap Wilders sebagai biang kerok sejumlah aksi terorisme Internasional, semisal tragedi 11 September dan serangan bom di stasiun kereta api bawah tanah Madrid, nampaknya Wilders enggan, bahkan tidak mau tahu konteks sejarah asal muasal ayat tersebut diturunkan, ayat ini diturunkan tatkala umat Islam terhimpit kesulitan dan tekanan militer dari masyarakat pribumi, saat itu mereka (kaum jahiliyah) menggunakan pedang dalam menolak Islam. Secara rasional jika umat Islam diam di-kala itu sama dengan menyerahkan nyawa sia-sia, maka Allah pun memerintahkan untuk memerangi mereka demi pembelaan diri. Namun secara subjektif Wilders mengklaim bahwa perang dan kekerasan senantiasa mewarnai Islam dalam perjalanan sejarahnya.
Nampaknya Wilders cemburu, karena pertumbuhan Islam di Eropa begitu signifikan. Dalam hal ini Wilders tidak mengada-ada, ia menyertakan data pertumbuhan jumlah umat Islam di Eropa khususnya di Belanda. Pada ta-hun 1990 jumlah umat Islam di Belanda hanya berkisar 458.000 jiwa, namun angka ini melesat di tahun 2004 yang mencapai 944.000 jiwa, atau bertambah lebih dari 100% dalam satu decade. Sementara di Eropa sendiri populasi umat Islam mencapai angka 54.000.000 jiwa. Penulis tidak akan berbicara panjang lebar men-genai film ini, karena mungkin anda telah jenuh dan bosan mendengar protes terhadap FITNA dari berbagai media yang ada.
Counter kongkrit yang lahir dan merupakan jawaban bijaksana atas FITNA adalah film ber-judul SCHISM (perpecahan) karya Raid Al-Saeed, Seorang blogger (penggemar blog) berkebangsaan Saudi Arabia. Film dengan du-rasi waktu 9 menit 37 detik ini layaknya FITNA, disebar dan dirilis melalui internet, tepatnya di situs video terpopuler sejagad youtube (http://www.youtube.com/watch?v=dGw6rsQ8xHk&N R=1), film ini telah di-upload sejak tanggal 2 April silam dan telah dikunjungi lebih dari 1.900 pengunjung. Sebenarnya Al-Saeed telah mengupload SCHISM sejak tanggal 1 April. Namun kurang dari 12 jam SCHISM dinonak-tifkan oleh operator dengan alasan SCHISM menebar virus perpecahan. Tidak tinggal diam sebab karyanya di nonaktikan, Al Saeed mengupload ulang dengan protes kepada administrator, jika SCHISM memancing kemarahan suatu golongan tertentu, kenapa FITNA yang jelas dan nyata menimbulkan konflik global masih ada di youtube sampai sekarang?
Film ini diawali dengan menunjukkan berbagai variasi bible serta beragam namanya yang berbeda dalam setiap terjemahan. Sama seperti metode FITNA, Al Saeed mengutip sebagian ayat bible kemudian digabungkan dengan re-alita yang terjadi, semisal sebuah ayat yang dikutip dari injil Matius 10:34:
“do not suppose that i have come to bring peace to the earth... i did not come to bring peace but a sword” (janganlah kamu mengira aku datang membawa kedamaian kepada bumi, aku tidak datang membawa kedamaian, namun dengan membawa pedang)
Kemudian ditayangkan rekaman berbagai aksi bejat tentara barat, pemandangan miris dalam film adalah ketika sebuah masjid dibom sementara seorang kameramen dari atas tank berteriak kegirangan cciiiiihaaaa………, tak luput pula rekaman tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Prosesi penyaliban pun tak luput dari rekaman SCHISM, bagaimana seorang pa-ruh baya mengerang kesakitan karena paku sebesar jempol tangan ditancapkan ke telapak tangannya, kemudian salib beserta orang terse-but dibakar hidup-hidup. Dan masih banyak lagi serangkaian adegan bejat yang sesuai perintah ayat-ayat Injil.
Penulis sempat terharu, karena Al Saeed sang pembuat film pada akhir filmnya berpesan dengan sangat bijak: "Proses pembuatan SCHISM sangatlah mudah, peracikannyapun tidak njlimet. Saya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam sementara Wilders membutuhkan 3 bulan untuk mengumpulkan data yang akhirnya teracik dalam FITNA. Metode yang saya pakai adalah sama seperti yang digunakan Wilder, yaitu mengutip teks tanpa memperhatikan kon-teks, suatu hal yang amat mudah jika kita men-comot sebagian ayat kemudian mencocokkan dengan berbagai fenomena yang ada lalu kita klaim bahwa kitab tersebut adalah kitab biadab dan tak berperikemanusiaan. Saya hanya men-gambil gambar-gambar yang ada kemudian saya cocokkan dengan agama tertentu. Itu san-gat mudah! Mohon jangan merasa terpukul dengan isi film ini. Film ini hanya sebagai bentuk protes! FITNA adalah "SALAH" maka film inipun "SALAH". Akhir kata "MARI KITA BUAT DUNIAMENJADI TEMPAT YANG LEBIH DAMAI" sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat: 48 yang artinya:
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, mem-benarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jan-ganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Te-lah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak men-guji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah ber-buat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,
[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk me-nentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
[422] Maksudnya: umat nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
Clash of Civilization (benturan peradaban) antara Islam dan Barat seringkali memaksa Barat berupaya sekuat tenaga menyisihkan ri-valnya, entah itu dengan kekuatan militer seperti yang terjadi di Palestina, Irak, dan Af-ghanistan, atau dengan menebarkan virus Pemikiran Islam liberal yang secara nyata telah menggerogoti Islam diberbagai segi pemikiran, syariat, dan akidah, bisa juga melalui media seperti FITNA. Akhir kata, segudang kenyataan diatas mau tidak mau menuntut kita untuk menjadi kaum cerdas, tegas, lugas, serta bijak-sana, dalam mengcounter berbagai serangan yang tertuju kepada Islam!
*Diterbitkan di lembar jum'at DIMENSI no 05 jum'at ke III April 2008 yang terbit setiap jum'at di beberapa masjid Indonesia

Monday, April 21, 2008

MEMAKNAI HARI KELAHIRAN PEMIMPIN UMAT ISLAM


Di sebuah acara walimah pernikahan, seorang anak terlihat asyik mendengarkan lagu yang diputar. Saking asyiknya sang anak tersebut turut bernyanyi seirama lantunan lagu sambil mengangguk anggukkan kepalanya:
“Engkau mengenalnya! Insan yang utama, Siapakah kiranya? Lelaki pilihan menjadi utusan”
Apakah anda mengenali lirik lagu di atas?Ya, tak salah lagi, lagu tersebut adalah salah satu lagu penyanyi kondang Haddad Alwi feat Duta Sheila on 7. Siapapun anda jika mengaku muslim pasti mengenal sosok fenomenal bernama Muhammad Saw. yang telah mengubah jalan hidup milyaran umat manusia. Sukses di jalan dakwah, keluarga, maupun di pemerintahan, tak mengherankan jika Michael H. Hart menempatkan beliau pada urutan teratas dari seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia.
Sejarah mencatat hari paling bersejarah di dunia. Tatkala seorang utusan akhir zaman lahir untuk mendengungkan kebenaran, memecah kebodohan,dan mendobrak ketidakadilan. Memasuki hari ke-12 bulan Rabi’ul Awwal tahun gajah, Muhammad terlahir dari kabilah Arab ternama kala itu, yaitu kabilah Quraisy yang teramat disegani oleh kabilah -kabilah lainnya, terlahir di hari yang dimana raja Abrahah datang dengan pasukan bergajah guna meruntuhkan ka’bah.
Saat ini umat Islam se-dunia, tengah memperingati hari dimana baginda kita Muhammad SAW dilahirkan. Acara berbasis keislaman dan ubudiyah digelar di seantero negeri, baik di surau-surau pojok desa, mesjid-mesjid kota, bahkan pengajian akbar sekaliber nasional. Dengan peringatan ini, diharapkan kita dapat menghayati beratnya perjuangan beliau dalam menyebarkan syariat Islam sehingga tumbuh rasa cinta kita terhadap beliau.
Mengenai keistimewaan kelahiran Rasulullah Saw, Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa pada setiap hari Senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu disebabkan kegembiraannya menyambut kelahiran Rasulullah Saw sampai-sampai dia mengharuskan dirinya untuk memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibatul Al-Aslamiyah. Jikalau saja seorang Abu Lahab yang sudah jelas-jelas dikutuk di dalam Al Qur’an diringankan siksanya lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, maka bagaimana dengan kita selaku umat Islam?
Jika ditilik melalui kacamata sejarah, peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan pada zaman dinasti Fatimiah oleh Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H. - w.630 H.), seorang gubernur Irbil, di Irak. Pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193), tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin yang sedang terlibat dalam Perang Salib memperebutkan kota Yerusalem.
Dalam perayaan tersebut, para pujangga berlomba-lomba menggubah syair dan karya sastra yang mengisahkan kelahiran Rasulullah Saw. untuk menyalakan semangat juang. Salah satu karya sastra fenomenal yang muncul pada abad tersebut adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsr (prosa) dan nazham (puisi). Saking populernya, torehan tinta syeikh Barzanji masih sering dilantunkan dan dibaca bersama-sama dalam acara peringatan maulid Nabi kita SAW
Namun sungguh miris jika kita menelisik potret sebagian dari saudara kita yang masih terkontaminasi perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat dalam memaknai hari bersejarah umat Islam sedunia ini. Marilah sejenak kita tengok saudara kita di Banten, ribuan orang mendatangi kompleks Masjid Agung Banten yang terletak 10 km arah utara pusat Kota Serang. Mereka berziarah ke makam para sultan secara bergiliran, salah satunya makam Sultan Hasanuddin. Sebagian di pengunjung berendam di kolam masjid, konon supaya mendapat berkah. Bahkan ada di antara mereka yang sengaja mengambil air kolam tersebut untuk dibawa pulang sebagai obat. Di Cirebon, pada tanggal 11-12 Rabiul Awal banyak orang Islam datang ke makam Sunan Gunung Jati, salah seorang anggota wali songo, penyebar agama Islam di kawasan Jawa Barat dan Banten. Biasanya di Keraton Kasepuhan diselenggarakan upacara Panjang Jimat, yakni memandikan pusaka-pusaka keraton peninggalan Sunan Gunung Jati. Banyak orang berebut untuk memperoleh air bekas cucian tersebut, karena dipercaya akan membawa keberuntungan.
Berziarah ke makam para wali memang tidak dilarang, namun yang sangat disayangkan adalah meminta sesuatu bukan kepada Allah dan menganggap suatu benda tak bernyawa (semisal air kolam dan air bekas cucian benda pusaka) sebagai sumber keberkahan. Fakta-fakta di atas jelas menggambarkan bahwa keimanan kita kepada sang pencipta Allah SWT perlu dibenahi, tentang tipisnya pondasi asasi keislaman, tentang mudahnya saudara kita terjebak dalam jurang kesyirikan. Semoga Allah SWT senantiasa memelihara akidah dan menetapkan pijakan tapak langkah kaki kita ke depan guna menggapai ridha-Nya, amîn yâ rabba'l ‘âlamîn.
Berpatok dari ketiadaan Ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, kaum Wahabi dan Salafi mengklaim bahwa peringatan Maulid Nabi termasuk bid’ah yang haram diadakan, namun Abu Shamah (guru Imam Nawawi) berkata: ”Termasuk hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah SAW, dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia, menyantuni fakir miskin. Sesungguhnya itu semua adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah SAW dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh alam semesta”
Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada dua macam: Pertama adalah yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, perilaku para sahabat nabi, dan kesepakatan ulama, maka sesuatu tersebut termasuk bid’ah yang sesat. Adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10)
Semoga dengan diperingatinya hari kelahiran pemimpin umat Islam ini kita mampu melihat sejarah dari awal mula disebarkannya syariat Islam serta dapat mengambil hikmah. Hingga pada akhirnya, kecintaan kita terhadap utusan akhir zaman yang amat sangat kita harapkan syafaatnya di hari kiamat kelak, dan pada akhirnya Allah SWT menempatkan kita pada deretan orang orang beriman di padang mahsyar, amîn yâ rabba'l ‘âlamîn.

*Diterbitkan di Lembar Jum'at DIMENSI yang terbit di Indonesia Edisi 1, Jum'at 3 Maret 2008

Friday, March 21, 2008

Persimpangan Cairo - London; Sebuah Batas Antara 1 Jam dan 60 Menit


Dalam sebuah ceramah kerohanian di suatu Kampus Universitas Islam Swasta, Bapak KH Hasan Abdullah Sahal (Pimpinman Pondok Modern Darussalam Gontor) mendapat pertanyaan dari salah seorang mahasiswa, pertanyaannya cukup simple namun terkesan rumit dan mendesak, pertanyaan tersebut adalah : “ Pak Kiyai adakah ayat Al Qur’an yang memerintakahkan manusia untuk menghargai waktu yang dimilikinya? Bila kita telisik potret masyarakat Barat terkesan lebih menuhankan waktu daripada tuhannya sendiri? Apakah islam juga mengajarkan hal yang sama akan penghargaan sebuah waktu? Terlihat kerutan di dahi Bapak Pimpinan tatkala dihadapkan dengan pertanyaan ini, nampaknya sang mahasiswa memiliki daya kritis dan rasa ingin tahu yang cukup tinggi, senyum tipis Bapak KH. Hasan Abdullah Sahal turut menjadi saksi saat beliau menjawab dengan begitu tenangnya, “nak bolehkah saya bertanya dahulu sebelum saya jawab pertanyaan kamu?” mahasiswa berkulit sawo matang itu menjawab “boleh pak kyai” pak hasan melanjutkan : “nak! Dimanakah kamu menempuh pendidikan dasar? Di SD kah? Atau MI? “Mahasiswa tersebut menjawab “ di MI pak Yai” kemudian pak Hasan menjawab dengan sangat tenang tampaklah dari sini kewibawaan seorang pimpinan dari cara bertuturnya “nah sekarang dengarkan baik baik, ayat al qur’an yang kamu tanyakan sangatlah familiar di telinga kamu sampai sampai kamu membacanya tiap hari sebelum ibu guru mengizinkanmu pulang untuk menikmati makan siang orang tuamu dirumah, ya’ benar sekali, ayat itu adalah permulaan surat al kautsar yang berbunyi, “wal Ashry……….” Begitu agungya akan pernghargaan sebuah waktu, hingga Allah bersumpah atas nama waktu, dan masih banyak lagi permulaan ayat al qur’an yang mengindikasikan akan penghargaan sebuah waktu, bahkan surat tersebut dinamakan dengan bagian dari waktu, seperti wallaili, (permulaan surat al lail), wad dhuhaa (permulaan surat ad dhuha), jikalau sesuatu yang namanya waktu begitu remeh dimata Islam, mengapa Allah SWT mengawali beberapa suratnya dengan bersumpah atas nama waktu? Banyak lagi ayat Al qur’an yang mengintruksi kita supaya bertindak begitu sigap dan cermat dalam segala hal salah satunya adalah: wa idzaa faroghta fan shob wa ilaa robbika far ghob” sangat jelas disini instruksi Allah SWT terhadap manusia untuk memanfaatkan seefektif mungkin waktu yang dimilikinya agar di kemudian hari tidak binasa dan tergilas oleh waktu.

Unik memang jika kita mencermati dinamika masyarakat mesir, interpretasi dari bukroh dan ba’da usbhu’ jauh melenceng dari makna harfiahnya, bukroh yang secara harfiah berarti esok hari mengalami penyimpangan makna yang cukup mendasar, bukroh bias berarti satu minggu atau bahkan satu bulan, bila bukroh saja bermnakna satu minggu, bisa dibayangkan berapa bulan arti dari usbu’? Nampaknya ini sudah bukan lagi sebuah “secret prifacy” dan telah berevolusi menjadi hukum adat, sebagaimana tersebut dalam kaidah dasar ushul fiqh; “al aadah muhakkamah” berjubelnya kafe di setiap sudut kota mengindikasikan akan kegemaran warga dalam menghamburkan waktu yang ada, hingga “nongkrong sambil menikmati secangkir the panas dengan sisha rasa tuffah menjadi pilihan alternative dalam mengisi kekosongan, berawal dari sini pula pengamat perkembangan Negara menjatauhkan klaim yang begitu miris terhadap mesir tentang stagnansi Negara yang tak berkembang padahal telah berumur ribuan tahun, sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara “seumur jagung” yang sangat menghargai makna sebuah waktu; kita ambil contoh sebuah Negara beriklim subtropis di Eropa yaitu Inggris, pemandangan pejalan kaki berjas dan berdasi yang berjalan tergesa gesa sesekali melirik ke arah jam tangan sudah biasa di saat jam jam sibuk, janji akan kehadiran pada waktu yang disepakati menjadi sebuah kontrak tak tertulis yang sungguh sebuah kenaïfan jikalau sampai tak terpenuhi, penulis sempat dibuat tercengang dan meringis tatkala dengan jelas terbukti tidak mampu membayar sebuah hutang janji ketepatan waktu, yang dimana penulis terlambat 10 menit dari waktu yang disepakati, nampaknya hukum adat ketepatan waktu telah berlaku dan mendarah daging di negeri yang menjadi patokan standar waktu internasional, satu jam berarti 60 menit dan saru menit terdiri dari 60 detik tidak lebih dan tidak kurang! Inilah yang tertanam dalam diri tiap individu yang dimana hukum adat tentang ketepatan sebuah waktu berlaku. Berbeda dan sangat jauh berbeda dengan negri Seribu Menara, makna satu jam, bukroh, dan bakda usbu’ masih kabur bahkan tidak jelas!!

Dampak dari tafsir bukroh dan bakda ushbu’ sedikit tidak turut mempengaruhi aktivitas mahasiswa kairo dalam memahami waktu, acara dengan undangan bakda dhuhur berarti dimulai bakda ashar, undangan ba’da ashar dimulai setelah maghrib atau bahkan setelah isya’ baru dimulai, begitu pula seterusnya, seorang teman penulis yang baru tinggal satu bulan di kairo menceritakan pengalamannya dalam menghadiri sebuah acara, waktu acara tertulis di pamphlet jam 4 sore, dikala itu dia telah terlambat setengah jam, karena takut terlambat dia rela merogoh saku lebih guna naik taksi dengan harapan dapat menghadiri acara tepat waktu, namun dia tercengang sesampainya ditempat tujuan, jangankan acara dimulai, background acarapun belum terpasang!, pengunduran waktu acara dari jadwal yang tertulis di kertas undangan ataupun pamphlet iklan mungkin bisa dipahami dengan adanya beberapa kendala transportasi dan lain sebgainya, namun tentunya kita berharap adat yang telah menjadi hukum ini tidak terbawa pulang ke tanah air, bias kita bayangkan jika seorang alumni universitas ternama di dunia menghadiri undangan setelah sholat maghrib sementara di kertas undangan tertulis bakda dhuhur, runtuhlah citra azhary yang telah dibangun sedemikian rupa oleh para alumnusnya.

Mungkin anda teringat teori relativitas waktu yang dicetuskan oleh Albert Enstein, seorang ilmuwan ternama yang menyesal karena telah menemukan tenaga nuklir dikarenakan penemuannya digunakan untuk memusnahkan penduduk Hiroshima dan Nagasaki 68 tahun silam, sampai sekarangpun para fisikiawan masih mengerutkan dahi, kebingungan akan teori yang belum terpecahkan hingga detik ini, begitu berharganaya makna sebuah waktu dimata mereka hingga tercetus teori khusus tentang waktu, tulisan ini tidak menuntut pembaca supaya mencetuskan teori waktu dari sisi lain, namun setidaknya kita mampu menjadikan kaum lain sebagai cerminan akan penghargaan sebuah waktu

*Diterbitkan di buletin informatika edisi 132 15 Maret - 30 maret 2008

Saturday, March 15, 2008

Infiltrasi Pemikiran Menyimpang Dalam ISLAM


Seorang wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Sang guru berkata, “Saya punya permainan… Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah Kapur!”, jikasaya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!”.
Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemu dian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”.

Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, tentu saja murid-murid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya. Namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi sulit. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. “Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara, untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mung kin akan sulit bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya.
“Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik nilai. Pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialistis dan permisive kini menjadi suatu gaya hidup pilihan, tawuran menjadi trend pemuda… dan lain-lain.” Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Ibu Guru kepada murid-muridnya. “Paham buu…”

“Baik permainan kedua…” begitu Bu Guru melanjutkan. “Bu Guru punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri di luar karpet. “Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet?”
Nah, nah, nah. Murid-muridnya berpikir keras. Ada yang punya alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya, dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya… Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak kalian dengan terang-terangan… Karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah. Premanpun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”
“Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup kalian, model pakaian kalian, dan lain-lain, sehingga meskipun kalian muslim, tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka… Dan itulah yang mereka inginkan.”
“Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (invasi pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kalian… Paham anak-anak?” “Paham buu!”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Islam, Bu?” tanya seorang murid. “Sesungguhnya dahulu mereka terang-terangan menyerang, semisal Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.”
“Begitulah Islam, Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya ambruk. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar.” Kalau saja ummat Islam di Ambon tidak diserang, mungkin umat Islam akan lengah terhadap sesuatu yang sebenarnya selalu mengincar mereka. Paham anak-anak?” “Paham Buu..”

“Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang…” Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

Monday, March 10, 2008

Popularitas yang dibayar tak sepadan harga


TOLONG BACA DAN JANGAN COBA 2X IKUT
WALAU PUN HANYA Rp 2000 MAKANYA BACA OK

Dapat dari milis tetangga.... .....


Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang AFI (Akademi Fantasi Indosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru dari kehidupan mereka.
Di balik image mereka yang gemerlap saat manggung atau ketika nongol di teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan.
Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah. Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot sms putera-puteri mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFI itu yang berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukan seberapa besar orang tua mereka sanggup menghabiskan uang untuk sms. Orang tua Alfin dan Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.

Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 2005) yang tere lim inasi di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Dia sekarang hidup di sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emang sedikit mahal RP 500..000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hemat ongkos transportasi. Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh), bahkan kamar mandi pun di luar. Makannya sekali sehari. Makan dua kali sehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem and kehidupan glamor, lha makan aja susah.

Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll.
Mereka terikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kaga bisa cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagian pembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI seperti Jovita dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapat job. Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja mereka susah.

Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnya bahkan cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak karena takut ga bisa bayar.

Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi. Para orang tua dan anak Indonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adu bakat di televisi. Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun oleh Indosiar. Namun tidak ada jaminan hidup sama sekali. Mereka hanya dibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak menentu. Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripada mereka.

Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu. Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuan seperti ini. Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos dalam audisi AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa dibayangkan betapa dia akan membuat orang tuanya punya utang yang melilit pinggang, yang tidak akan terbayar sampai kontraknya habis.

Mungkin ada yang tertarik buat ngangkat cerita itu ke media anda? Gw punya nomer kontak mereka. Gaya hidup mereka yang kontras dengan image publik kayanya menarik untuk diangkat. Ini juga penting agar anak-anak dan orang tua di Indonesia kaga tertipu lebih banyak lagi.


JUDI SMS MENGGILAAAA ......

Tiap stasiun televisi di Indonesia mempunyai acara kontes-kontesan. Tengok saja misalnya AFI, Indonesian Idol, Penghuni Terakhir, KDI, Putri Cantrik, dsb. Sejatinya, tujuan dari acara ini bukan mencari bibit penyanyi terbaik. Acara ini hanya sebagai kedok. Bisnis sebenarnya adalah SMS premium.

Bisnis ini sangat menggiurkan, lagi pula aman dari jeratan hukum – setidaknya sampai saat ini.
Mari kita hitung. Satu kali kirim SMS biayanya anggaplah-- Rp 2000. Uang dua ribu rupiah ini sekitar 60% untuk penyelenggara SMS Center (Satelindo, Telkomsel, dsb). Sisanya yang 40% untuk "bandar" (penyelenggara) SMS. Siapa saja bisa jadi bandar, asal punya modal untuk sewa server yang terhubung ke Internet nonstop 24 jam per hari dan membuat program aplikasinya. Jika dari satu SMS ini "bandar" mendapat 40% (artinya sekitar Rp 800), maka jika yang mengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk Indonesia (Coba anda hitung, dari 100 orang kawan anda, berapa yang punya handphone?

Saya yakin lebih dari 40%), maka bandar ini bisa meraup uang sebanyak Rp 80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah).
Jika hadiah yang diiming-imingkan adalah ? rumah senilai 1 milyar, itu artinya bandar hanya perlu menyisihkan 1,25% dari keuntungan yang diraupnya sebagai "biaya promosi"! Dan ingat, satu orang biasanya tidak mengirimkan SMS hanya sekali.

Masyarakat diminta mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya agar jagoannya tidak tersisih, dan "siapa tahu" mendapat hadiah.
Kata "siapa tahu" adalah untung-untungan, yang mempertaruhkan pulsa handphone. Pulsa ini dibeli pakai uang.
Artinya : Kuis SMS adalah 100% judi.

Begitu menggiurkannya bisnis ini, sampai-sampai Nutrisari membuat iklan yang saya pikir menyesatkan. Pemirsa televisi diminta menebak, "buka" atau "sahur", lalu jawabannya dikirim via SMS. Ada embel-embel gratis. Ada kata, "dapatkan handphone... " Saya bilang ini menyesatkan, karena pemirsa televisi bisa menyangka : "Dengan mengirimkan SMS ke nomor sekian yang gratis (toll free), saya bisa mendapat handphone gratis".

Kondisi ini sudah sangat menyedihkan. Bahkan sangat gawat. Lebih parah daripada zaman Porkas atau SDSB. Jika dulu, orang untuk bisa berjudi harus mendatangi agen, jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengan anak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukan jari di pesawat handphone!

"HIDUP ITU TAK SELALU INDAH, TAPI YANG INDAH TETAP HIDUP DALAM KENANGAN"

Break It!!

mereka mencoba mencari kebahagiaan semu, dan ketika kehilangan, mereka meratapinya.. kemudian berupaya memburunya lagi..... lalu ratapan itu muncul kembali, hadir sebagai fatamorgana tak bertepi, mengotori keruhnya hati yang telah mati....
sebisa mungkin aku mengelak, namun semakin aku mengelak, perasaan ini berontak... aku hanya bisa pasrah terhadap apa yang diperbuatnya ku hanya bisa diam dengan tangan tertadah.... menyerah akan kehadirannya!!!

Wednesday, February 27, 2008

FILOSOFI RANTING (Sebuah Perenungan Intrapersonal)



Qiila fil mahfuudzoot:

Innal ghushuuna idzaa qowwamtaha I”tadalat Falaa yaliinu idzaa qowwamtahu lkhosyabu (tulis pake arab) (sesungguhnya ranting muda amatlah mudah bagi kamu untuk meluruskannya, akan tetapi tidaklah demikian jika dia telah tumbuh menjadi kayu)

Setiap insan yang terlahir kedalam alam yang penuh dengan karya seni terindah ini akan mengalami beberapa fase / tingkatan dalam kehidupannya. Dimana setiap fase ini berbeda antara kebutuhan, perkembangan psikologi, dan tingkatan nalar setiap individu, sebagai contoh seorang anak TK berusia 5 tahun lebih banyak menghabiskan masa hidup di fasenya untuk bermain main, karena memang perkembangan jiwa manusia diusia bangku kanak kanak lebih tercondong kepada permainan, justru jika kebutuhan permainan anak TK ini tidak terpenuhi akan terjadi kelainan terhadap perkembangan psikologiosnya dimasa datang.

Nah sekarang marilah kita merujuk diri kita sendiri, diri kita yang notabene adalah seorang mahasiswa. Dalam ilmu psikologi kita sekarang bertengger pada posisi daurussyabaab tepatnya pada usia 18-25 tahun. Yang merupakan kelanjutan dari daurul muroohaqoh. Suatu fase dimana nalar kita lebih mengedepankan perasaan asli keremajaan daripada akal dan hati nurani dalam bertindak, lebih banyak tercondong kepada perbuatan perbuatan yang menyenangkan dengan mininmnya perhatian akan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Alakullihaal ana afroh. Karena memang jiwa psikologis manusia pada fase ini adalah “kebebasan” (bebas dalam tanda kutip) dan akan memberontak jika tertekan!

Mafhuum muwafaqoh dari mahfudzot diatas sangatlah luas dan setiap individu yang menafsirkannya akan berbeda persepsi dalam penjabaran, namun takakan terlepas dari inti yang terkandung dalam makna harfiyahnya. Jika kita menyadari bahwa fase perkembangan kita saat ini berada dalam masa penentuan pijakan pertama masa depan yang akan kita jalani, suatu masa dimana jika kita dibelokkan pada lajur kiri maka selamanya kita akan melaju pada jalur kiri dalam kehidupan kita begitu pula sebaliknya, masa dimana pencarian jati diri masih terpendam sebagai suatu misteri yang belum terpecahkan bagi sebagian kita. Demikian pula dinamika kehidupan di negeri fuul dan to’miyyah ini tak terlepas dari hal hal yang akan mengarahkan akan kemanakah kita memposisikan diri kita dalam kehidupan mendatang?

Banyaknya kegiatan kegiatan yang manjadi basis kompetensi remaja dalam memenuhi kebutuhan psikologios difasenya yang bertemakan “kebebesan”bertebaran di bumi seribu menara ini, mulai internet yang murah meriah, game computer yang menjamur dan mudah sekali bajakannya didapat. Apalagi system kuliah azhar yang tidak mensyaratkan mahasiswanya untuk selalu hadir kuliah, yang penting bisa menjawab soal soal ujian, selesai masalah! Semua hal hal diatas sanagatlah bersahabat oleh sifat keremajaan kita yang bertemakan “kebebasan” (bebas dalam tanda kutip), ditambah lagi jauhnya jangkauan pengawasan orangtua. Menjadikan sebagian dari kita terlena dan lalai akan “kebebasan dan kesenangan” diatas, hal hal yang memang jiwa kita haus terhadapnya! Namun akankah hal tersebut menjadi pembunuh kita?

Sekarang marilah kita cermati diri kita sendiri, jikalau dalam fase daurussyabaab penentuan pijakan awal masadepan ini, kita memposisikan diri kita dalam berbagai ilmu pengetahuan formal maupun nonformal, tekhnis maupun akademis, ilmu social tentang bagaimana cara berinteraksi terhadap masyarakat yang akan menjadi bekal sepulang kita ketanah air serta beragam lagi ilmu pengetahuan yang anda rasa selaras akan kebutuhan anda, dimanakah lajur masadepan yang kita akan berjalan diatasnya berada? demikian pula sebaliknya kemankah masa depan kita berposisi jika kita lalai oleh berbagai kesenangan dan “kebebasan” disini? Kami rasa anda lebih tahu akan jawabannya.!!! Dengan tidak melupakan posisi kita saat ini sebagai ranting muda yang siap melengkung kearah manapun tergantung apa yang akan mengarahkan kita dalam fase ini, yang kemudian kita tumbuh menjadi kayu yang tidak bisa dilengkungkan lagi jika telah lurus, ataupun kayu melengkung yang tidak mudah diluruskan lagi.

Sangatlah beragam persepsi tiap individu dalam menilai negri kinanah ini menurut kacamata pengamatannya sendiri, seorang pemerhati lingkungan akan menilai negri ini sebagai negri yang kotor, jika anda seorang polisi lalulintas, anda akan menilai bahwa negri ini penuh dengan ketidakteraturan dalam berlalulintas. seorang sejarahwan akan berpendapat bahwa negri ini adalah pusat peradaban dunia, seorang penuntut ilmu akan menilai bahwa negri ini sebagai sumber khazanah ilmu pengetahuan islam yang dimana para ilmuawan dalam bidang agama “terlahir dari sini” namun kami berpendapat bahwa posisi kita saat ini berada dalam golongan keempat, yaitu golongan penunut ilmu bagaimanakah pandangan kita terhadap mesir? akankah kita menjadi ayam yang mati kelaparan dalam lumbung padi? Anda lebih tahu akan diri anda dan andapun jauh lebih mengetahui tentang hal hal yang selaras akan kebutuhan anda dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik! Mengapa anda hidup? Dan untuk apa? Apakah orientasi kehidupan anda? Mengapa demikian?

Mereka yang mendedikasikan hidup untuk tidur, ngenet, ngegame, serta mencermati ruang lingkup kehidupan dari kacamata individu masing masing, maka lahirlah dari sini jiwa jiwa generasi yang terbunuh oleh waktu, keadaan, dan rutinitas ambigu yang bermuara pada multi sorrowness

Selamat berjuang sobat!! , karena nikmatnya perjuangan dalam meraih apa yang kita cita citakan jauh lebih indah daripada menikmati hasil itu sendiri dari apa yang telah kita perjuangkan!

Allahummajaliddunyaa fii yadinaa walaa tajalhaa fi quluubinaa!!!! Amiiin ya robbal aalamiiin

*Mahasiswa the faculty of Islamic jurisprudence and law . Al Azhar University, Cairo, Egypt

Dimuat di buletin perdana ISBAT yang terbit bersamaan dengan Acara Silaturrahim Isbat

Tuesday, February 26, 2008

Urgensi Sebuah Angkatan, Versus Tuntutan Prestasi Perkuliahan


Tazkia fi nailil fauz (tanafuz) inilah nama yang terlahir dari perkumpulan intern pengurus tanafuz pasca perdebatan alot antara kubu banin yang mengusulkan tazkia sebagai nama marhalah, versus kubu banat yang membela habis habisan nama nel fauz sabagai gaung utama sebutan angkatan kedatangan 2006 IKPM. Maka lahirlah tanafuz yang notabene adalah anak dari bapak tazkia dan ibu nel fauz yang sekarang dijunjung tinggi sebagai sebutan angkatan baru kedatangan IKPM 2006.

Secara terminologi bahasa, tazkia fi nailil fauz membawa misi moral dan tanggung jawab besar dalam mengemban, membawahi, serta mengayomi ke 138 anggotanya, pensucian diri guna menggapai kemenangan inilah yang menjadi pegangan tiap individu, anggota tanafuz untuk mempertahankan tanafuz berkibar dan membumbung tinggi diatas dan untuk semua golongan serta berperan sebagai berlian diatas batu batu, mensucikan diri dan kemudian meraih kemenangan, kemenagnan dalam hal apapun, , kemengan dalam menggapai prestasi maksimal di perkuliahan, kemengan dalam berorganisasi, serta kemenangan dalam pengontrolan diri agar tidak terlena oleh waktu dan keadaan serta rutinitas yang tidak jelas.

Paling tidak, untuk saat ini anggota tanafuz bisa sedikit berbangga karena kemenangan dalam berorganisasi telah berada dalam genggaman kita, kita lihat mayoritas anggota kita tersebar diseluruh pelosok sudut organisasi cairo, dan bahkan sebagian dari kita memegang element penting dari organisasi organisasi tersebut, suatu prestasi yang patut kita syukuri dan patut kita banggakan,.

Namun dibalik kemenangan berorganisasi tersebut diatas tersimpan pula misi tanafuz yang hasilnya baru akan nampak dipertengahan musim panas tahun ini, saat itulah akan terlihat apakah kemenangan demi kemenagan dimusim dingin dan musim semi yang telah berada dalam genggaman tanafuz mencapai kesempurnaannya oleh kemenangan dimusim panas kelak, atau malah sebaliknya, kemenangan kemenangan tersebut akan terhapus oleh kekalahan dimusim panas?? Naudzuubillahii min dzaalik.

Yup benar sekali hal tersebut adalah prestasi perkuliahan dari tiap individu anggota tanafuz, dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa prestasi dalam kuliahlah yang akan menjadi patokan berprastasi tidaknya seorang mahasiswa, karena memang the main destination/ al hadaf al aqhsho/ tujuan utama kita datang ke negri seribu menara ini guna pengembaraan dalam menuntut ilmu, akankah kita pulang ke tanah air dengan seonggok harapan besar dan keilmuan yang memadai guna memajukan dan membangun negara kita tercinta atau malah sebaliknya? Pulang dengan berjuta penyesalan dan kekecewaan? Masih terngiang dalam telinga kita ketika ormaba ustadzah muzayyanah menyuarakan: “tempat terhormat di masyarakat hanyalah untuk mereka yang berhasil dan berprestasi, bukan untuk mereka yang gagal”

Musim panas diambang pintu dan waktupun terus berlari mendekati ujian, akankah musim panas kelak menjadi penyempurna kemenangan kemengan tanafuz atau malah menghancurkan dan memupuskan, serta memadamkan misi, visi, serta cita cita tanafuz? Kita tunggu sama sama jawabannya dimusim panas kelak, dengan tidak melupakan bahwa kita sendirilah yang menjadi dalang utama dibalik ini semua! Kesuksesan sebuah angkatan merupakan akumulasi kesuksesan tiap individu anggotanya!

dimuat di buletin Cakrawala Edisi Perdana, Maret 2006

Perang dan Sosio Historis Penyebaran Syariat Islam (Resensi Buku Ghazawaatur Rasuul)


Perang memang menjadi topic yang tak kunjung usai dan kontradiktif serta mengundang berbagai statement dari kalangan sosialis, dalam interaksi komunitas, manusia memiliki fitrah bawaan semenjak lahir untuk mendapatkan penghargaan sebagai yang ter-wah dan terhebat diantara kawan kawannya, entah itu kebanggaan sebagai malaikat penolong ataupun kebanggaan sebagai setan pembunuh nurani, sifat ini menjadi semakin tidak terkontrol jika dimiliki oleh kaum berwatak keras, ditambah lagi teori darwinisme sosial yang menanamkan doktrin kuat dikalangan manusia bahwa untuk bertahan hidup adalah dengan menjadi kaum kuat, dan kaum lemah akan binasa tergilas oleh mereka yang kuat, disadari ataupun tidak, paham yang disuntikkan oleh Charles Darwin ini berperan besar dalam terkobarnya perang dunia I dan II, bagitulah sumber yang diperoleh penulis dari buku dibalik perang dunia I & II karangan Harun Yahya.

Tak kalah seru tentunya jika kita menelisik torehan tinta sejarah tentang peperangan yang berkecamuk dimasa Rasulullah SAW, buku setebal 416 halaman ini mengupas tuntas segala tragedi peperangan dalam perjuangan beliau mengibarkan syariat islam dikalangan kaum berwatak keras dan bebal dalam menerima kebanaran, mulai dari peparangan pertama yaitu peperangan abwa’ atau peperangan wadan (nama desa antara makkah dan madinah) dalam buku ini kebanyakan mengupas masalah Ghozwah dan bukan Qitaal, karena memang Ghozwah jauh lebih banyak terjadi daripada Qitaal, yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah apakah beda antara Ghozwah dan Qital? Menurut Buku “Khulashotu Nuurul Yaqiin” Gahozwah adalah peperangan yang dimana Rasulullah SAW tidak terlibat langsung didalamnya, sedangkan Qitaal adalah perang dimana Rasulullah ikut berkecimpung di dalamnya dalam memerangi kaum musyrikiin, Ghozwah pertama Rasulullah adalah Ghozwah Abwa’ seperti apa yang telah penulis sebutkan diatas, sedangkan Qitaal pertama adalah perang Badar yang sudah tak asing lagi ditelinga kita

Dalam buku ini dijelaskan secara terperinci bagaimana latar belakang terjadinya peperangan, liputan jalannya perang, masalah tawanan, sampai perkara bagi hasil harta rampasan perang, dan yang lebih menarik dari buku ini adalah seluruh reverensi bahan penulisan berasal dari hadits shohih dan atsar shohabah, nampaknya syeikh imaduddin abil fida’ sangat berhati hati dalam menuliskan sejarah dan takut apabila buku yang ditulisnya menyesatkan, oleh karena itu beliau lebih banyak mengambil hadits shohih yang kuat sanadnya dan meninggalkan hadits Dhoif yang lemah dalam hal Sanad dan Matan, namun tak terlepas dari pada itu masih ada khilaf antara hadits satu dengan hadits yang lain dan penulis buku tidak menjelaskan hadits mana yang rojih, semisal hadits mengenai jumlah Ghozwah yang terjadi dimasa Rasulullah SAW, hadits Imam Bukhori dari Ibnu Ishak menyebutkan bahwa terjadi 19 Ghozwah dimasa Rasulullah SAW, sedangkan hadits yang masih diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari baridah terjadi 16 Ghozwah, hadits yang diriwayatkan oleh Husain bin Waqid dari Ibnu Buraidah dari ayahnya terjadi 17 Ghozwah dan 8 Qitaal, sedangkan hadits lain menyebutkan terjadi 18 dan 24 peperangan dimasa Rasulullah.

Judul yang terpampampang pada cover adalah Ghozawaatur Rasuul, namun disisi lain penulis melihat bahwa buku bercover tebal ini tidak hanya mengupas masalah perang, akan tetapi tak kalah banyak pula mengupas masalah siroh shohabah seperti kisah perjalanan hidup paman Rasulullah Hamzah bin Abi Tholib sang panglima perang yang tersohor, Ubaidah bin Harits, Kholid Bin Walid, dan masih banyak lagi kisah perjalanan hidup shohabah yang dikupas dalam buku bercover hijau muda ini, tak terlepas juga mengisahkan tentang tewasnya Abu Jahal, Abdullah bin Ubay, dan para musuh besar islam lainnya, mengupas pula segala bentuk amalan syariat yang bersangkut paut dengan konteks peperangan dimasa itu seperti sejarah disyariatkannya puasa Ramadhan dan bergantinya Qiblat dari masjidil haram ke masjidil Aqsa.

Bagi anda pecinta sejarah, sungguh sangat disayangkan apabila buku yang diterbitkan oleh maktabah shofa ini tidak ikut meramaikan koleksi perpustakaan pribadi anda, karena selain mengupas masalah peperangan, buku ini memberi wacana tersendiri bagi pembacanya dalam hal strategi perang melawan waktu yang membunuh sebagian diantara kita mahasiswa Indonesia di Mesir.

Dimuat di Buletin Informatika edisi 130

Monday, February 25, 2008

Optimalisasi Intelegensi


Goooolll…………. Teriak andi dalam ruangan keluarga, suara gaduh yang menggetarkan seluruh isi rumah keluarga pak broto di malam itu seakan membuat seisi rumah meriah dan penuh dengan tawa kegembiraan, bahkan ibu andi yang dikala itu sedang menyiapkan makan malam berlari dan ikut nimbrung bareng ke ruang keluarga guna menyaksikan replay kronologi kejadian bobolnya gawang italia oleh tendangan kidal david beckham dari tim kesebelasan inggris, tendangan lengkung dari radius 40 meter samping kiri gawang itu benar benar membuat kiper terbaik italia Gianluigi Buffon hanya tercengang dan terdiam menyaksikan bola bersarang ke gawang yang dikawalnya.

Diwaktu yang sama namun dilain tempat, tepatnya 10 rumah sebelah barat rumah andi, iwan, seorang mahasiswa universitas indonesia fakultas teknologi dan informasi termenung dan terlihat sekali dari kerutan dahinya bahwa dia sedang memikirkan sesuatu, sesuatu tersebut bukanlah kerterlambatan dia dalam membayar uang semester kuliah, dan bukan pula si andriani, seorang gadis yang kini tinggal dan mengisi kekosongan dalam relung hatinya, namun sesuatu tersebut adalah teori relativitas enstein mengenai ruang dan waktu, yang sampai detik ini belum sempat terpecahkan, bahkan oleh ilmuwan kaliber internasional sekalipun.

Dalam tulisan ini penulis tidak akan membahas jalannya pertandingan antara inggris versus italia serta tidak pula menyinggung akhir dari pemikiran iwan, tentang teori relativitas enstein, kita lupakan sejenak kedua cerita singkat di atas, dan kita bahas dahulu apakah sebenarnya intisari dibalik tendangan lengkung backham dan teori relativitas enstein yang masih terpendam sebagai suatu misteri.

Secara rasional, menusia terlahir sebagai makhluk sosial, dengan artian bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa manusia lainnya, dan sebagai makhluk berperasaan, dia ingin melakukan sesuatu yang dimana orang lain tidak mampu melakukannya, sehingga demikian dia mencapai suatu prestasi yang pada akhirnya mendapatkan penghargaan sebagai orang berprestasi. Dan tidak dapat dipungkiri pula bahwasanya kebutuhan akan penghargaan sebagai orang penting menduduki peringkat sejajar antara kebutuhan makan dan minum pada manusia itu sendiri, yang menjadi permasalahannya sekarang adalah, kecerdasan apakah yang berkembang dalam dirikita sehingga kita mengetahui dari segi prestasi mana yang mesti dikedepankan dan dipriorotaskan, Sehingga kebutuhan kita akan penghargaan terpenuhi, Semisal david beckham yang mempunyai kecerdasan kinetik yang mumpuni serta dikembangkan yang akhirnya melambungkan dia ke puncak pemain terbaik dunia, serta enstein dengan kecerdasan matematicnya sehingga namanya menjadi sangat berarti dalam sumbangsih terhadap dunia keilmuan internasional.

Secara umum manusia terlahir ke dunia fana ini berbekal tujuh kecerdasan dasar dalam dirinya, ketujuh kecerdasan itu adalah:

  1. kecerdasan matematik

kemampuan dalam daya ingat, berfikir dan hitungan, biasanya manusia yang dalam dirinya berkembang kecerdasan ini, akan lebih menonjol dalam prestasi akademis, memiliki daya ingat yang kuat serta kemampuan dia dalam megerjakan soal soal hitungan yang mumpuni, contoh dari orang yang dalam dirinya berkembang kecerdasan ini adalah Albert enstein, isaac newton, imam bukhori, imam muslim.

  1. kecerdasan kinetik

kemampuan dalam mengolah benda, memainkan benda, dan membuat gerakan yang bervariasi dari benda tersebut, kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh atlet atlet olahraga, semisal david beckham diatas, yang pandai memainkan bola, taufik hidayat pemain bulutangkis maskot indonesia dll

  1. kecerdasan linguistic

kemampuan dalam berbicara dengan bahasa apapun yang dia kuasai, kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para penyiar radio, diplomator, penerjemah, perayu gombal dll. Pedagang yang suksespun harus memiliki kemampuan ini guna melobi dan menjerat para pelanggan.

  1. kecerdasan intrapersonal

kecerdasan dalam mengenali diri sendiri, kemampuan dalam mengenali perasaan yang sedang bergejolak dalam diri, dan kemudian tahu akan tindakan apa yang mesti dilakukan untuk menetralisir perasaan tersebut dan agar perasaan tersebut tidak menguasai dirinya, bagi anda yang mempunyai kecerdasan ini anda bisa menjadi seorang psikiater profesional.

  1. kecerdasan interpersonal

kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain, orang yang memililki kecerdasan ini akan lebih banyak disukai kawan kawannya, dan gampang sekali dalam mencari kawan, serta mempengaruhi orang lain. Dan jikalau dia bermusuhan dengan orang lain dia lebih tahu tentang langkah langkah yang mesti dilaksanakan agar hubungan mereka mesra dan harmonis kembali.

  1. kecerdasan musical

kemampuan dalam insting bermain music yang tinggi, biasanya orang yang memiliki kecerdasan ini akan lebih mudah mengarang lagu dan menyesuaikan instrumen yang tepat untuk mengiringi lagu tersebut, contoh orang yang memiliki kemampun ini adalah: grup band dewa, sheila on7, beethoveen dll

  1. kecerdasan visual

kecerdasan dalam mengamati dan menggambarkan suatu benda, bagi anda yang merasa memiliki kecerdasan ini, pekerjaan yang cocok bagi anda adalah menjadi seorang designner, arsitek, dll

Nah, ke tujuh kecerdasan yang ada dalam diri manusia ini tidaklah semuanya berkembang dan mencapai puncak, hanya satu dua dari ketujuh kecerdasan diatas yang menonjol dalam tiap individu, dalam artian, hanya sekitar 2-3 kecerdasan saja yang mencuat dan melambung sedangkan selebihnya cenderung tenggelam, tidak patut pula dipermasalahkan bahwa patokan sebuah prestasi harus seperti enstein atau beckham, yang dimana kecerdasan matematik berkembang dalam diri enstein sedangkan kecerdasan kinetik berkembang dalam diri beckham, jikalau kedua kecerdasan diatas tenggelam dan tidak berkembang dalam diri kita, maka tidaklah mungkin kita bisa mencapai apa yang telah mereka capai!

Mengenal kecerdasan yang berkembang dan melambung dalam diri sendiri, dirasa rasa lebih penting guna menggali dan mengasah intellegency guna menggapai prestasi yang sesuai dengan bakat, dan kecerdasan yang menonjol dalam diri kita! Hanya kitalah yang lebih tahu akan diri kita dan kita pulalah yang berhak menentukan arah pijakan masa depan kita. Orang yang menguasai seluruh disiplin ilmu pengetahuan, namun tidak mengenal dirinya sendiri sama dengan tidak mengetahui apa apa! Dan sekarang bukanlah saat untuk berfikir tentang apa yang tidak dan belum kita miliki, namun berbuat dengan apa yang ada pada kita sekarang, kami rasa lebih penting untuk dilaksanakan.Good luck for everything and make a sure that the great victory will be in our grasp soon! (selamat berjuang sobat, dan pastikan bahwasanya kemenangan besar akan berada dalam genggaman kita sebentar lagi) wass…..



dimuat di buletin surya Gamajatim edisi II September 2007

kedhuwuran ati ingkang rekoso

Mengapa kekalahan bathin acapkali menggerogoti naluri "locking" ku? aku merasakan kerapnya menjadi "pecundang" dalam pergolakan melawan perasaan !! namun tidak!!! malam ini hatiku berontak, jiwaku menggertak, naluriku menyalak, mengelak untuk merasakan kekalahan untuk yang kesekian kalinya.... akankah hati ini tersayat hangat? sekali lagi tidak!!! tidak!! dan tidak!!! "pecundang" dalam pergolakan selamanya akan terhina.... namun keharibaan sebagai pemenang akan senantiasa berjaya
"Victory" kuremukkan kekosongan harapan, kubelah keheningan nurani, dan kukibarkan panji kejayaan sang "unmissed air to air terminator", perlahan namun pasti "sidewinder" memecah dan melarutkan "kedhuwuran ati ingkang rekoso" yakin, dan sangat yakin... keyakinan ini berawal dari kemenanganku malam ini meluluhlantakkan perasaan sepi,

Thursday, February 21, 2008

kelahiran sang "unmissed air to air terminator" (sidewinder)


Februari's Winter akan menjadi bagian dari torehan tinta sejarah "sidewinder"
seorang pemuda yang terhasrat untuk membedah lika liku pelayaran semesta kehidupan, mulai terobsesi akan keagungan dunia maya, dingin yang menusuk tulang berbaur dengan kontradiksi panas jiwa yang membara, melahirkan sepatah laci nurani dalam jagad maya, selamat datang di "unmissed world" jagad maya sang sidewinder yang tak lain adalah sepatah laci nuraninya dalam perjalanan menapaki terjalnya cadas karang menuju silaunya masa depan nan gemilang.

Tuesday, February 19, 2008