REFRESH PEMAHAMAN FUNGSI PERS



wacana saduran atas posting tulisan di:
http://012099.blogspot.com

“Kembangkan dan curahkan ideologi anda di media yang searah dengannya”
(Bpk Danang Waskito, pensosbud KBRI Kairo)
disampaikan pada Quick Training kepenulisan 2006

Berbicara tentang media, lebih mengerucut lagi kepada media cetak (Koran, bulletin, atau tabloid) takkan terlepas dari aroma ideologi yang diusung olehnya, bagi komunitas pengamat politik cenderung menggandrungi gatra, tempo ataupun majalah lain yang menurut kacamata pribadinya dinilai efektif menambah wawasan akan kancah percaturan dunia politik, bukanlah sebuah personal secret kalau media mampu memberikan wacana tersendiri mengenai perkembangan dinamika sekitar, lebih dari itu media bahkan menjadi wahana penebar ideologi bagi kelompok, individu, partai, organisasi, atau bahkan Negara kepada massa.

Marilah kita tengok sebuah buletin Jum’at al waseet yang terbit di beberapa masjid di Jawa Tengah sedang berusaha menyuntikkan virus relativisme kebenaran atau lebih tapatnya liberalisasi islam disegi pemikiran, akidah, dan syariah. Para penulis di Al Waseet faham akan fungsi pers yang kini digunakan olehnya sebagai wahana penebar virus leberalisasi islam. Tak tinggal diam akan menjamurnya liberalisasi islam di berbagai universitas islam Indonesia. INSIST dengan “islamia”nya menganalisis dengan sangat bijak dan ilmiah akan tren baru pemikiran menyimpang tersebut.

Klaim yang dijatuhkan saudara Rois (nama samaran) Atas Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia organisasi satuan Kairo, atau lebih dikenal dengan ICMI Orsat Kairo dengan “Informatika”nya sebagai bulletin, yang menurut dia tidak memiliki pemfokusan mind-set tentang nilai yang diemban dan terkesan tidak mempunyai kurikulum serta nilai dakwah yang jelas, kita rasa perlu dibenahi. Alasan yang dijadikan landasan berpijak saudara Rois dalam menjatuhkan kalim tersebut hanyalah gara gara pada edisi 131, Informatika memuat tulisan yang sangat kontroversi serta mendapat sambutan panas dari Masisir hingga memicu debat diskusi panjang di mailist PMIK, kemudian di edisi sayonara informatika memposting counter pedas tanggapan tulisan tersebut, yang berakibat darah sang penulis “teologi kasih” mendidih di ubun ubun serta menuntut hak jawabnya di Informatika. Dua (2) tulisan yang bersebrangan di 2 edisi berbeda memaksa seorang mahasiswa tahun kedatangan 2007 ini menjatuhkan klaim miris kepada informatika.

Ketidaksediaan Informatika untuk memuat counter atas counter sedikitnya memiliki 2 alasan jelas!!
1. Sebagai media berpengaruh di masisir, Informatika berupaya turut menjaga kemurnian nilai nilai islam dari pencemaran busuk pemikiran menyimpang, dengan memberikan suatu bentuk contoh pemikiran menyimpang di salah satu edisi kemudian mengcounter di edisi berikutnya, tak lupa menjelaskan bahwa hal diatas adalah suatu bentuk Makar terhadap Islam.
2. Pemuatan counter atas counter akan menjadikan Informatika sebagai media debat yang digunakan untuk mempertahankan dan membenarkan serta memaksakan pendapat masing masing, dan hal tersebut bukanlah orientasi sebuah media.

Pemegang ideologi tertentu tidak memiliki hak untuk menyalahkan suatu media yang berseberangan ideologi dengannya, hanya gara gara media tersebut tak sesuai dengan isi kepalanya, atau tulisan dia yang dimuat oleh media tersebut diluluhlantakkan di media yang sama pada edisi setelahnya. Jadi, penulis “teologi kasih” tak perlu marah karena memang ideologi yang diusungnya berseberangan dengan ideologi informatika, wajar wajar saja informatika mengeluarkan counter pedas atas ideologinya (lihat kembali fungsi media Bapak Danang Waskito diatas). Dari sini dimanakah letak kedidakjelasan informatika disegi nilai dakwah?

Pertimbangan lain kenapa dimuatnya tulisan “teologi kasih” di informatika edisi 131 adalah karena tulisan ini dinilai memiliki daya tarik simpati tinggi dan tentunya akan menjadikan informatika mencapai level “most wanted”, hal ini dianggap wajar karena informatika sempat collapse disegi pemasaran pada edisi edisi sebelumnya, terbukti dari ramainya mailist PMIK yang menaggapi tulisan “teologi kasih” semakin menjadikan fungi pers yang diemban informatika dalam menghidupkan pergerakan dan dinamika masisir melesat. Sekali lagi yang perlu ditanyakan?? Dimanakah letak ketidak jelasan informatika?

Adapun gesekan antar mahasiswa penganut 2 ideologi berbeda yang diakibatkan informatika saya rasa saudara Rois tidak perlu cemas akan sampai memicu kontak fisik antar mahasiswa, karena kita semua tahu bahwa masisir adalah kaum terpelajar yang dewasa dalam mensikapi perbedaan, pun jika timbul rasa saling gondok saya rasa kita sebagai kaum terdidik telah terlatih dalam mensikapi penyakit gondok, bukankah gesekan buah dari adanya gerakan? He…. He……. Peace. Peace…….

Sunday, April 27, 2008

"SCHISM' SANGKALAN BIJAKSANA ATAS "FITNA"


Masih terngiang dalam ingatan kita bagai-mana seorang anggota parlemen Belanda bernama Geert Wilders merilis film dokumenter yang sangat provokatif serta menebar-kan virus kebencian luar biasa terhadap Islam, film yang dirilis pada tanggal 27 Maret 2008 di internet melalui fasilitas video sharing milik Liveleak terse-but berjudul “FITNA”, FITNA ditanggapi “panas” tidak hanya dari umat Islam, namun mayoritas masyarakat Belanda sendiri mengecam keras FITNA. Wujud dari ketidaksetujuan mereka dapat diamati dari tidak adanya stasiun TV yang berminat untuk menayangkan FITNA. Itulah alasan mengapa FITNA dirilis melalui internet.
Begitu mudahnya sesosok anggota parlemen yang “semestinya” cerdas, mengutip ayat Al Qur’an kemudian mencocokkan dengan fenomena yang ada tanpa melihat konteks realita sesungguhnya. Film dengan durasi 16 menit 48 detik ini diawali dengan gambar karikatur Nabi Muhammad karya kartunis Denmark dengan bom sebagai surban di kepala beliau. Ayat pertama yang digunakan Wilders dalam film ini adalah ayat ke 60 dari surat Al Anfal yang artinya:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allahmengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Ayat di atas dianggap Wilders sebagai biang kerok sejumlah aksi terorisme Internasional, semisal tragedi 11 September dan serangan bom di stasiun kereta api bawah tanah Madrid, nampaknya Wilders enggan, bahkan tidak mau tahu konteks sejarah asal muasal ayat tersebut diturunkan, ayat ini diturunkan tatkala umat Islam terhimpit kesulitan dan tekanan militer dari masyarakat pribumi, saat itu mereka (kaum jahiliyah) menggunakan pedang dalam menolak Islam. Secara rasional jika umat Islam diam di-kala itu sama dengan menyerahkan nyawa sia-sia, maka Allah pun memerintahkan untuk memerangi mereka demi pembelaan diri. Namun secara subjektif Wilders mengklaim bahwa perang dan kekerasan senantiasa mewarnai Islam dalam perjalanan sejarahnya.
Nampaknya Wilders cemburu, karena pertumbuhan Islam di Eropa begitu signifikan. Dalam hal ini Wilders tidak mengada-ada, ia menyertakan data pertumbuhan jumlah umat Islam di Eropa khususnya di Belanda. Pada ta-hun 1990 jumlah umat Islam di Belanda hanya berkisar 458.000 jiwa, namun angka ini melesat di tahun 2004 yang mencapai 944.000 jiwa, atau bertambah lebih dari 100% dalam satu decade. Sementara di Eropa sendiri populasi umat Islam mencapai angka 54.000.000 jiwa. Penulis tidak akan berbicara panjang lebar men-genai film ini, karena mungkin anda telah jenuh dan bosan mendengar protes terhadap FITNA dari berbagai media yang ada.
Counter kongkrit yang lahir dan merupakan jawaban bijaksana atas FITNA adalah film ber-judul SCHISM (perpecahan) karya Raid Al-Saeed, Seorang blogger (penggemar blog) berkebangsaan Saudi Arabia. Film dengan du-rasi waktu 9 menit 37 detik ini layaknya FITNA, disebar dan dirilis melalui internet, tepatnya di situs video terpopuler sejagad youtube (http://www.youtube.com/watch?v=dGw6rsQ8xHk&N R=1), film ini telah di-upload sejak tanggal 2 April silam dan telah dikunjungi lebih dari 1.900 pengunjung. Sebenarnya Al-Saeed telah mengupload SCHISM sejak tanggal 1 April. Namun kurang dari 12 jam SCHISM dinonak-tifkan oleh operator dengan alasan SCHISM menebar virus perpecahan. Tidak tinggal diam sebab karyanya di nonaktikan, Al Saeed mengupload ulang dengan protes kepada administrator, jika SCHISM memancing kemarahan suatu golongan tertentu, kenapa FITNA yang jelas dan nyata menimbulkan konflik global masih ada di youtube sampai sekarang?
Film ini diawali dengan menunjukkan berbagai variasi bible serta beragam namanya yang berbeda dalam setiap terjemahan. Sama seperti metode FITNA, Al Saeed mengutip sebagian ayat bible kemudian digabungkan dengan re-alita yang terjadi, semisal sebuah ayat yang dikutip dari injil Matius 10:34:
“do not suppose that i have come to bring peace to the earth... i did not come to bring peace but a sword” (janganlah kamu mengira aku datang membawa kedamaian kepada bumi, aku tidak datang membawa kedamaian, namun dengan membawa pedang)
Kemudian ditayangkan rekaman berbagai aksi bejat tentara barat, pemandangan miris dalam film adalah ketika sebuah masjid dibom sementara seorang kameramen dari atas tank berteriak kegirangan cciiiiihaaaa………, tak luput pula rekaman tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Prosesi penyaliban pun tak luput dari rekaman SCHISM, bagaimana seorang pa-ruh baya mengerang kesakitan karena paku sebesar jempol tangan ditancapkan ke telapak tangannya, kemudian salib beserta orang terse-but dibakar hidup-hidup. Dan masih banyak lagi serangkaian adegan bejat yang sesuai perintah ayat-ayat Injil.
Penulis sempat terharu, karena Al Saeed sang pembuat film pada akhir filmnya berpesan dengan sangat bijak: "Proses pembuatan SCHISM sangatlah mudah, peracikannyapun tidak njlimet. Saya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam sementara Wilders membutuhkan 3 bulan untuk mengumpulkan data yang akhirnya teracik dalam FITNA. Metode yang saya pakai adalah sama seperti yang digunakan Wilder, yaitu mengutip teks tanpa memperhatikan kon-teks, suatu hal yang amat mudah jika kita men-comot sebagian ayat kemudian mencocokkan dengan berbagai fenomena yang ada lalu kita klaim bahwa kitab tersebut adalah kitab biadab dan tak berperikemanusiaan. Saya hanya men-gambil gambar-gambar yang ada kemudian saya cocokkan dengan agama tertentu. Itu san-gat mudah! Mohon jangan merasa terpukul dengan isi film ini. Film ini hanya sebagai bentuk protes! FITNA adalah "SALAH" maka film inipun "SALAH". Akhir kata "MARI KITA BUAT DUNIAMENJADI TEMPAT YANG LEBIH DAMAI" sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat: 48 yang artinya:
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, mem-benarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jan-ganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Te-lah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak men-guji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah ber-buat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,
[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk me-nentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
[422] Maksudnya: umat nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
Clash of Civilization (benturan peradaban) antara Islam dan Barat seringkali memaksa Barat berupaya sekuat tenaga menyisihkan ri-valnya, entah itu dengan kekuatan militer seperti yang terjadi di Palestina, Irak, dan Af-ghanistan, atau dengan menebarkan virus Pemikiran Islam liberal yang secara nyata telah menggerogoti Islam diberbagai segi pemikiran, syariat, dan akidah, bisa juga melalui media seperti FITNA. Akhir kata, segudang kenyataan diatas mau tidak mau menuntut kita untuk menjadi kaum cerdas, tegas, lugas, serta bijak-sana, dalam mengcounter berbagai serangan yang tertuju kepada Islam!
*Diterbitkan di lembar jum'at DIMENSI no 05 jum'at ke III April 2008 yang terbit setiap jum'at di beberapa masjid Indonesia

Monday, April 21, 2008