Perang dan Sosio Historis Penyebaran Syariat Islam (Resensi Buku Ghazawaatur Rasuul)


Perang memang menjadi topic yang tak kunjung usai dan kontradiktif serta mengundang berbagai statement dari kalangan sosialis, dalam interaksi komunitas, manusia memiliki fitrah bawaan semenjak lahir untuk mendapatkan penghargaan sebagai yang ter-wah dan terhebat diantara kawan kawannya, entah itu kebanggaan sebagai malaikat penolong ataupun kebanggaan sebagai setan pembunuh nurani, sifat ini menjadi semakin tidak terkontrol jika dimiliki oleh kaum berwatak keras, ditambah lagi teori darwinisme sosial yang menanamkan doktrin kuat dikalangan manusia bahwa untuk bertahan hidup adalah dengan menjadi kaum kuat, dan kaum lemah akan binasa tergilas oleh mereka yang kuat, disadari ataupun tidak, paham yang disuntikkan oleh Charles Darwin ini berperan besar dalam terkobarnya perang dunia I dan II, bagitulah sumber yang diperoleh penulis dari buku dibalik perang dunia I & II karangan Harun Yahya.

Tak kalah seru tentunya jika kita menelisik torehan tinta sejarah tentang peperangan yang berkecamuk dimasa Rasulullah SAW, buku setebal 416 halaman ini mengupas tuntas segala tragedi peperangan dalam perjuangan beliau mengibarkan syariat islam dikalangan kaum berwatak keras dan bebal dalam menerima kebanaran, mulai dari peparangan pertama yaitu peperangan abwa’ atau peperangan wadan (nama desa antara makkah dan madinah) dalam buku ini kebanyakan mengupas masalah Ghozwah dan bukan Qitaal, karena memang Ghozwah jauh lebih banyak terjadi daripada Qitaal, yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah apakah beda antara Ghozwah dan Qital? Menurut Buku “Khulashotu Nuurul Yaqiin” Gahozwah adalah peperangan yang dimana Rasulullah SAW tidak terlibat langsung didalamnya, sedangkan Qitaal adalah perang dimana Rasulullah ikut berkecimpung di dalamnya dalam memerangi kaum musyrikiin, Ghozwah pertama Rasulullah adalah Ghozwah Abwa’ seperti apa yang telah penulis sebutkan diatas, sedangkan Qitaal pertama adalah perang Badar yang sudah tak asing lagi ditelinga kita

Dalam buku ini dijelaskan secara terperinci bagaimana latar belakang terjadinya peperangan, liputan jalannya perang, masalah tawanan, sampai perkara bagi hasil harta rampasan perang, dan yang lebih menarik dari buku ini adalah seluruh reverensi bahan penulisan berasal dari hadits shohih dan atsar shohabah, nampaknya syeikh imaduddin abil fida’ sangat berhati hati dalam menuliskan sejarah dan takut apabila buku yang ditulisnya menyesatkan, oleh karena itu beliau lebih banyak mengambil hadits shohih yang kuat sanadnya dan meninggalkan hadits Dhoif yang lemah dalam hal Sanad dan Matan, namun tak terlepas dari pada itu masih ada khilaf antara hadits satu dengan hadits yang lain dan penulis buku tidak menjelaskan hadits mana yang rojih, semisal hadits mengenai jumlah Ghozwah yang terjadi dimasa Rasulullah SAW, hadits Imam Bukhori dari Ibnu Ishak menyebutkan bahwa terjadi 19 Ghozwah dimasa Rasulullah SAW, sedangkan hadits yang masih diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari baridah terjadi 16 Ghozwah, hadits yang diriwayatkan oleh Husain bin Waqid dari Ibnu Buraidah dari ayahnya terjadi 17 Ghozwah dan 8 Qitaal, sedangkan hadits lain menyebutkan terjadi 18 dan 24 peperangan dimasa Rasulullah.

Judul yang terpampampang pada cover adalah Ghozawaatur Rasuul, namun disisi lain penulis melihat bahwa buku bercover tebal ini tidak hanya mengupas masalah perang, akan tetapi tak kalah banyak pula mengupas masalah siroh shohabah seperti kisah perjalanan hidup paman Rasulullah Hamzah bin Abi Tholib sang panglima perang yang tersohor, Ubaidah bin Harits, Kholid Bin Walid, dan masih banyak lagi kisah perjalanan hidup shohabah yang dikupas dalam buku bercover hijau muda ini, tak terlepas juga mengisahkan tentang tewasnya Abu Jahal, Abdullah bin Ubay, dan para musuh besar islam lainnya, mengupas pula segala bentuk amalan syariat yang bersangkut paut dengan konteks peperangan dimasa itu seperti sejarah disyariatkannya puasa Ramadhan dan bergantinya Qiblat dari masjidil haram ke masjidil Aqsa.

Bagi anda pecinta sejarah, sungguh sangat disayangkan apabila buku yang diterbitkan oleh maktabah shofa ini tidak ikut meramaikan koleksi perpustakaan pribadi anda, karena selain mengupas masalah peperangan, buku ini memberi wacana tersendiri bagi pembacanya dalam hal strategi perang melawan waktu yang membunuh sebagian diantara kita mahasiswa Indonesia di Mesir.

Dimuat di Buletin Informatika edisi 130

Monday, February 25, 2008

Optimalisasi Intelegensi


Goooolll…………. Teriak andi dalam ruangan keluarga, suara gaduh yang menggetarkan seluruh isi rumah keluarga pak broto di malam itu seakan membuat seisi rumah meriah dan penuh dengan tawa kegembiraan, bahkan ibu andi yang dikala itu sedang menyiapkan makan malam berlari dan ikut nimbrung bareng ke ruang keluarga guna menyaksikan replay kronologi kejadian bobolnya gawang italia oleh tendangan kidal david beckham dari tim kesebelasan inggris, tendangan lengkung dari radius 40 meter samping kiri gawang itu benar benar membuat kiper terbaik italia Gianluigi Buffon hanya tercengang dan terdiam menyaksikan bola bersarang ke gawang yang dikawalnya.

Diwaktu yang sama namun dilain tempat, tepatnya 10 rumah sebelah barat rumah andi, iwan, seorang mahasiswa universitas indonesia fakultas teknologi dan informasi termenung dan terlihat sekali dari kerutan dahinya bahwa dia sedang memikirkan sesuatu, sesuatu tersebut bukanlah kerterlambatan dia dalam membayar uang semester kuliah, dan bukan pula si andriani, seorang gadis yang kini tinggal dan mengisi kekosongan dalam relung hatinya, namun sesuatu tersebut adalah teori relativitas enstein mengenai ruang dan waktu, yang sampai detik ini belum sempat terpecahkan, bahkan oleh ilmuwan kaliber internasional sekalipun.

Dalam tulisan ini penulis tidak akan membahas jalannya pertandingan antara inggris versus italia serta tidak pula menyinggung akhir dari pemikiran iwan, tentang teori relativitas enstein, kita lupakan sejenak kedua cerita singkat di atas, dan kita bahas dahulu apakah sebenarnya intisari dibalik tendangan lengkung backham dan teori relativitas enstein yang masih terpendam sebagai suatu misteri.

Secara rasional, menusia terlahir sebagai makhluk sosial, dengan artian bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa manusia lainnya, dan sebagai makhluk berperasaan, dia ingin melakukan sesuatu yang dimana orang lain tidak mampu melakukannya, sehingga demikian dia mencapai suatu prestasi yang pada akhirnya mendapatkan penghargaan sebagai orang berprestasi. Dan tidak dapat dipungkiri pula bahwasanya kebutuhan akan penghargaan sebagai orang penting menduduki peringkat sejajar antara kebutuhan makan dan minum pada manusia itu sendiri, yang menjadi permasalahannya sekarang adalah, kecerdasan apakah yang berkembang dalam dirikita sehingga kita mengetahui dari segi prestasi mana yang mesti dikedepankan dan dipriorotaskan, Sehingga kebutuhan kita akan penghargaan terpenuhi, Semisal david beckham yang mempunyai kecerdasan kinetik yang mumpuni serta dikembangkan yang akhirnya melambungkan dia ke puncak pemain terbaik dunia, serta enstein dengan kecerdasan matematicnya sehingga namanya menjadi sangat berarti dalam sumbangsih terhadap dunia keilmuan internasional.

Secara umum manusia terlahir ke dunia fana ini berbekal tujuh kecerdasan dasar dalam dirinya, ketujuh kecerdasan itu adalah:

  1. kecerdasan matematik

kemampuan dalam daya ingat, berfikir dan hitungan, biasanya manusia yang dalam dirinya berkembang kecerdasan ini, akan lebih menonjol dalam prestasi akademis, memiliki daya ingat yang kuat serta kemampuan dia dalam megerjakan soal soal hitungan yang mumpuni, contoh dari orang yang dalam dirinya berkembang kecerdasan ini adalah Albert enstein, isaac newton, imam bukhori, imam muslim.

  1. kecerdasan kinetik

kemampuan dalam mengolah benda, memainkan benda, dan membuat gerakan yang bervariasi dari benda tersebut, kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh atlet atlet olahraga, semisal david beckham diatas, yang pandai memainkan bola, taufik hidayat pemain bulutangkis maskot indonesia dll

  1. kecerdasan linguistic

kemampuan dalam berbicara dengan bahasa apapun yang dia kuasai, kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para penyiar radio, diplomator, penerjemah, perayu gombal dll. Pedagang yang suksespun harus memiliki kemampuan ini guna melobi dan menjerat para pelanggan.

  1. kecerdasan intrapersonal

kecerdasan dalam mengenali diri sendiri, kemampuan dalam mengenali perasaan yang sedang bergejolak dalam diri, dan kemudian tahu akan tindakan apa yang mesti dilakukan untuk menetralisir perasaan tersebut dan agar perasaan tersebut tidak menguasai dirinya, bagi anda yang mempunyai kecerdasan ini anda bisa menjadi seorang psikiater profesional.

  1. kecerdasan interpersonal

kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain, orang yang memililki kecerdasan ini akan lebih banyak disukai kawan kawannya, dan gampang sekali dalam mencari kawan, serta mempengaruhi orang lain. Dan jikalau dia bermusuhan dengan orang lain dia lebih tahu tentang langkah langkah yang mesti dilaksanakan agar hubungan mereka mesra dan harmonis kembali.

  1. kecerdasan musical

kemampuan dalam insting bermain music yang tinggi, biasanya orang yang memiliki kecerdasan ini akan lebih mudah mengarang lagu dan menyesuaikan instrumen yang tepat untuk mengiringi lagu tersebut, contoh orang yang memiliki kemampun ini adalah: grup band dewa, sheila on7, beethoveen dll

  1. kecerdasan visual

kecerdasan dalam mengamati dan menggambarkan suatu benda, bagi anda yang merasa memiliki kecerdasan ini, pekerjaan yang cocok bagi anda adalah menjadi seorang designner, arsitek, dll

Nah, ke tujuh kecerdasan yang ada dalam diri manusia ini tidaklah semuanya berkembang dan mencapai puncak, hanya satu dua dari ketujuh kecerdasan diatas yang menonjol dalam tiap individu, dalam artian, hanya sekitar 2-3 kecerdasan saja yang mencuat dan melambung sedangkan selebihnya cenderung tenggelam, tidak patut pula dipermasalahkan bahwa patokan sebuah prestasi harus seperti enstein atau beckham, yang dimana kecerdasan matematik berkembang dalam diri enstein sedangkan kecerdasan kinetik berkembang dalam diri beckham, jikalau kedua kecerdasan diatas tenggelam dan tidak berkembang dalam diri kita, maka tidaklah mungkin kita bisa mencapai apa yang telah mereka capai!

Mengenal kecerdasan yang berkembang dan melambung dalam diri sendiri, dirasa rasa lebih penting guna menggali dan mengasah intellegency guna menggapai prestasi yang sesuai dengan bakat, dan kecerdasan yang menonjol dalam diri kita! Hanya kitalah yang lebih tahu akan diri kita dan kita pulalah yang berhak menentukan arah pijakan masa depan kita. Orang yang menguasai seluruh disiplin ilmu pengetahuan, namun tidak mengenal dirinya sendiri sama dengan tidak mengetahui apa apa! Dan sekarang bukanlah saat untuk berfikir tentang apa yang tidak dan belum kita miliki, namun berbuat dengan apa yang ada pada kita sekarang, kami rasa lebih penting untuk dilaksanakan.Good luck for everything and make a sure that the great victory will be in our grasp soon! (selamat berjuang sobat, dan pastikan bahwasanya kemenangan besar akan berada dalam genggaman kita sebentar lagi) wass…..



dimuat di buletin surya Gamajatim edisi II September 2007